Selasa, 02 September 2014

Salah Kaprah Konsep Passion dalam Karir

Salah Kaprah Konsep Passion dalam Karir


Bisa berkarir di bidang yang disukai (apalagi dicintai) pastilah didambakan oleh setiap orang. Bagaimana tidak? Selain kita bisa selalu semangat karena melakukan pekerjaan yang kita cintai, kita juga dibayar atas apa yang kita kerjakan tersebut, menarik bukan?

Namun, banyak juga orang yang menganggap bahwa konsep passion adalah sebuah konsep yang mewah, luxury talk gitu deh, hanya bisa dikerjakan oleh orang – orang tertentu saja. Terlebih apabila kita sedang kepepet dengan masalah finansial, kita akan memilih yang penting dapat kerja dulu, baru menghasilkan duit.
Dalam perjalanan menangani konsultasi dan banyak membantu percepatan karir klien, saya menemukan ada beberapa titik kesalahpahaman tentang konsep passion tersebut. Di mana letak kesalahpahamannya?
Kesalahpahaman Nomor 1: Passion Berlaku Satu Arah
Ini adalah kesalahpahaman paling sering terjadi, di mana orang menganggap bahwa apa yang namanya passion itu adalah ‘apa yang kita suka’, dan karir yang harus menyesuaikan hal tersebut. Bahasa kerennya adalah do what you love, di mana carilah pekerjaan yang memang benar – benar kita sukai. Nah, menariknya di sini adalah ternyata ada satu gandengan yang terlupa dari kredo tersebut, yaitu love what you do, sehingga lengkapnya menjadi do what you love or love what you do. Jadi, kalau sekarang Anda sedang berkarir dan menurut hal tersebut tidak cocok karena bukan passion, coba resapi dulu karir Anda karena siapa tahu hal tersebut bisa menemukan cinta di kemudian hari. Ya,passion itu bisa terjadi secara dua arah, dari dalam diri kita atau justru kita mendapatkan passion itu dari keseharian yang kita lakukan.
Kesalahpahaman Nomor 2: Passion itu Sesuatu yang Gue Suka (doang)
Konsep passion dalam karir menjadi suatu hal yang tidak bisa diterapkan apabila kita hanya berpikir bahwa passion hanyalah sebatas suatu hal yang kita sukai. Tidak lebih. Padahal, ada ‘makna tersembunyi’ di balik passion tersebut. Passion mengandung 3 makna sekaligus, yaitu sesuatu yang kita suka mengerjakannya (enjoy), sesuatu yang membuat kita merasa berdaya (empower) dan berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik kita, dan yang terakhir membuat kita merasa bermakna (meningful) saat mengerjakannya. Apabila kita mampu untuk mengoptimalkan ketiga titik ini, maka berdasarkan pengalaman, keuntungan finansial yang kemudian akan mengikuti kita – apapun pekerjaan yang sedang kita geluti.
Kesalahpahaman Nomor 3: Passion is About Thinking
Orang yang termakan dengan pekerjaan ‘asik’ sesuai dengan passion akan terus-menerus berpikir tentang apa passion dia sebenarnya. Hal ini akan membuat orang menjadi kontra produktif karena terus melakukan passion discovery yang tidak ada habisnya. Pada saat passion itu sudah ketemu dan dicoba dalam karir, saat ditemukan kejadian yang tidak mengenakkan, maka mereka akan berdalih lalu berpikir untuk mencari passion lainnya.
Passion is not about thinking, its about how you feel it, menurut saya tidak perlu passion itu terlalu banyak dipikirkan namun yang penting itu dirasakan. Bagaimana cara merasakan passion dalam karir? Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, di mana passion dapat memberikan kesenangan (enjoy), memberdayakan (empower), dan membuat Anda bermakna (meaningful). Tidak ada orang lain yang bisa memberikan saran apa passion Anda, karena hanya Anda yang bisa merasakannya.
Kesalahpahaman Nomor 4: Menemukan Passion itu Sulit
Menemukan passion itu sulit, bisa jadi benar, bisa jadi juga tidak. Namun, yang saya tahu, banyak orang yang passionate dalam pekerjaan mereka karena mereka tidak capek berpikir tentang apa sebenarnya passion mereka. Tahu apa yang mereka lakukan? Mereka hanya bersyukur bahwa hari ini mereka diberikan kesempatan untuk hidup. Mereka bersyukur bahwa hari ini diberikan kesempatan untuk bekerja dan berkarya. Mereka bersyukur bahwa hari ini mereka masih diberikan kesempatan untuk memanfaatkan waktu mereka dengan baik. Siapa yang memiliki hal ini, maka di saat itu pula pasti mereka menemukan apa passion mereka: bersyukur atas apa yang mereka dapatkan dengan memberikan yang terbaik di mana pun mereka ditempatkan.
Semoga tulisan singkat ini dapat menjadi pencerah hari – hari Anda dalam bekerja, dan menjadi pendorong karir Anda agar dapat lebih baik dari sebelumnya.

Tidak ada komentar: